Sabtu, April 05, 2014

PERJALANAN MENUJU PULAU BUSING - SINGAPORE



Tanggal 13 Maret 2014, Kami harus menyelesaikan sedikit masalah terkait dengan pekerjaan kami dengan Client kami di Pulau Busing – Singapore.
Perjalanan kami mulai dari pelabuhan Sekupang - Batam, naik ferry menuju Harborfront-Singapore. Membutuhkan waktu sekitar +/- 50 menit. Setelah melalui antrian imigrasi yang melelahkan di Pelabuhan Harbourfront, kami sempat kan untuk makan siang terlebih dahulu di Vivo City.
Perjalanan kami lanjutkan dari Harbourfront menuju Pelabuhan Pasir Panjang dengan memakin taksi. Ternyata di pelabuhan pasir panjang, kami sudah ditunggu oleh boat dari fihak Client untuk mengantar kami ke Pulau Busing. Kemudian kami langsung naik boat dengan kapasitas +/- 10 orang, perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit menuju Pulau tersebut.
Di Pulau Busing, kami melakukan koordinasi dengan pihak Client, untuk kemudian meeting dengan fihak Main-Client. Meeting tidak sampai 10 menit, sudah selesai. Alhamdulillah…. Pengambilan keputusan yang cepat dan effisien serta taktis.

Lalu kami kembali menuju ke Pelabuhan Pasir Panjang menggunakan boat yang sama dengan ketika kami berangkat. Selanjutnya dari Pelabuhan Pasir Panjang, kami langsung naik taksi kembali menuju Pelabuhan Harborfront, makan sore lagi di Vivo City dan lanjut menyeberang kembali ke Batam. Perjalanan “one day trip” yang lumayan melelahkan. Perjalanan bolak-balik ke Pulau tersebut memakan waktu hampir satu harian, tetapi meeting nya tidak lebih dari 10 menit. Mantap….
Ada satu hal yang menarik untuk saya cermati. Ternyata Pulau Busing adalah bukan Pulau asli, tetapi hasil reklamasi. Pulau ini khusus untuk tempat penyimpanan Minyak Mentah dan Pengolahan untuk menjadi BBM siap pakai. Dengan Storage tank yang cukup banyak dan dan setiap tangki penyimpanan sangat besar kapasitasnya….
Artinya, mereka (Singapore) membeli minyak mentah dari kita, lalu mengolahnya dan menjualnya kembali ke kita dengan harga yang cukup mahal. Dan bangsa kita adalah peng-import terbesar BBM dari Singapore…… Masya Allah. Lalu siapa yang bodoh ???.
Minyak mentah dari kita, mereka hanya mengolahnya, lalu menjualnya kembali ke kita dengan harga yang berlipat, sementara Negara kita dengan Sumber Daya Alam nya yang luar biasa, kurang bisa  memanfaatkan dengan maksimal untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat nya……

Di Negara kita, subsidi BBM, hanya di nikmati oleh segelintir orang, yang memiliki kendaraan pribadi, bahkan banyak yang lebih dari satu kendaraan, tetapi tetap dengan fasilitas subsidi BBM dari Negara. Subsidi yang kurang tepat sasaran. Seharusnya, Negara kita bisa mempunyai keberanian dan kekuatan untuk menghapus subsidi BBm dengan mengalihkannya pada Pendidikan GRATIS serta penanganan Kesehatan GRATIS, demi kesejahteraan Warna Negara nya.
Ada 7 (Tujuh) Negara Asean yang berani tidak memberikan subsidi BBM pada Warga Negara nya, tetapi dialihkan untuk kesejahteraan dalam bentuk lainnya. Sehingga mengajarkan Masyarakatnya untuk tidak konsumtif pada pemakaian BBM, yaitu, Myanmar, Thailand, Filipina, Laos Kamboja, Vietnam dan Singapore (Sumber : Detik-Finance, Jum’at 28/06/2013, Judul Berita : 7 Negara Tetangga Yang Berani Tidak Beri Subsidi Pada Masyarakatnya).
Pemakaian BBM di Negara kita sangat konsumtif. Tiap hari butuh 1,5 Juta Kiloliter (KL) untuk memenuhi kebutuhan di Dalam Negeri. Sementara produksi Minyak Mentah kita semakin tahun semakin menurun. Produksinya hanya 650,000 barel per-hari. Import BBM perharinya mencapai 800,000 sampai 900,000 barel per-hari-nya. (Sumber : Detik-Finance, jum’at 28/06/2013, Judul Berita : Tiap hari RI Import BBM 800,000 - 900,000 Barel) Dan kebutuhan ini akan terus meningkat seiring dengan tidak adanya regulasi dan pembatasan kepemilikan kendaraan…..
Semoga di era yang baru, dengan pemimpin yang baru nanti, Negara kita akan menjadi Negara yang Makmur, Negara Adidaya, dengan mengajarkan pada masyarakatnya untuk tidak konsumtif terhadap sumber Daya Alam yang tidak tergantikan seperti BBM ini... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar