Setelah libur Hari Raya Idul Fitri 1434 H. dari tanggal 02 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2013, maka tanggal 13 Agustus 2013, saya diantar oleh istri dan anak-anak, menuju bandara Soetta, dengan tujuan Batam untuk kembali bekerja sesuai dengan penugasan. dengan menggunakan pesawat penerbangan CitiLink first flight pukul 06.40 Wib.
Kami berangkat dari rumah di daerah Pondok Gede pada pukul 04.10 Wib, lalu sampai di bandara terminal 1-C pada sekitar pukul 05.00 wib. setelah check-in lalu boarding, tidak ada hal yang aneh, semua berjalan biasa saja.
Sekitar pukul 06.20 wib, seluruh penumpang diminta untuk masuk ke pesawat melalui Gate C-2 dengan penerbangan nomor QG-840 dan saya duduk di seat 27-C.
Take off berjalan dengan mulus, kendala terjadi ketika +/- 20 menit sebelum mendarat di Bandara Hang Nadim, nampak nya cuaca begitu buruk.....
Sudah cukup banyak penerbangan yang saya jalani dan lalui, tetapi baru kali ini, saya mengalami kejadian yang membuat seluruh tubuh saya menjadi lemas tak bertenaga. goncangan demi goncangan (Turbulensi), membuat rasa mual begitu hebat.
Kekhawatiran yang sangat mendalam, tiada hentinya saya berdoa dan berdoa, terbayang wajah istri dan anak-anak saya, saat mengantar ke Bandara, terbayang hari-hari yang menyenangkan bersama mereka. Saya pasrah.......
Biasanya, crew pesawat ketika +/- 20 menit akan mendarat, meng-informasikan cuaca di bandara yang akan dituju. Tetapi penerbangan kali ini tidak ada informasinya, mungkin agar penumpang tidak panik.
Sempat beberapa kali terjadi kepanikan ketika Turbulensi / goncangan-goncangan nya begitu keras.
Tetapi Alhamdulillah sekitar pukul 08.50..... pesawat bisa mendarat dengan selamat di Bandara Hang Nadim, walau dengan kondisi tubuh yang lemas dan perasaan yang tidak karuan.....
Terima kasih Ya ALLAH, atas nikmat sehat dan nikmat selamat dari MU....
Sesampai di kantor, saya coba mencari tahu via google, penyebab terjadinya TURBULENSI ( Goncangan-goncangan hebat di pesawat), berikut artikel yang saya kutip dari "Detik Travel, selasa 19/03/2013, di posting oleh Afif Farhan" .
Jakarta - Bagi traveler yang sering naik pesawat,
pasti tidak asing dengan sebutan turbulensi. Ini adalah kondisi di mana
Anda harus mengenakan sabuk pengaman dan merasakan guncangan di dalam
pesawat. Apa sih sebenarnya turbulensi itu?
Tak sedikit traveler yang takut saat sedang mengalami tubulensi di dalam pesawat.
Terang saja, Anda diharuskan memakai sabuk pengaman dan merasakan
guncangan di ketinggian ribuan kaki. Hal ini pun dapat menyebabkan
cedera bagi penumpang.
Seorang pilot dari British Airways, Steve
Allright menjelaskan tentang turbulensi kepada Telegraph, Selasa
(19/03/2013). Hal ini untuk menjawab pertanyaan dan kecemasan para
traveler ketika mengalami turbulensi.
Apa yang menyebabkan turbulensi dalam pesawat?
"Ada
banyak hal yang dapat menyebabkan turbulensi, namun masing-masing pilot
sudah mengetahui dan memahaminya. Setiap hari saya terbang, saya
merasakan turbulensi," kata Steve Allright.
Steve menambahkan,
rasanya turbulensi seperti melindas gundukan saat mengendarai mobil di
jalanan. "Turbulensi tidak nyaman tapi tidak berbahaya. Ini bagian dari
terbang dan tak perlu ditakuti," ungkapnya.
Penjelasannya begini,
angin yang mengalir saat terbang pada pesawat seperti aliran sungai,
disebut jet stream. Jet stream ini bisa ribuan mil panjangnya, tapi
lebar dan kedalamannya hanya beberapa mil.
Pilot bisa menghindari
benturan angin atau menggunakan angin yang mengalir dalam satu arah
terhadap jet stream tersebut. Angin ini bisa bertiup sampai 250 mil/jam
atau sekitar 402 km/jam !!!!
Sama seperti aliran sungai yang mengalir
cepat dan berputar-putar, jet stream juga bercampur dengan udara yang
bergerak lambat. Hal ini menyebabkan percampuran udara cepat dan lambat
hingga menimbulkan guncangan yang disebut turbulensi.
Turbulensi
beragam jenisnya, tapi yang paling dikenal adalah Clear Air Turbulence
(CAT). Ini adalah turbulensi yang paling umum dialami oleh maskapai
penerbangan.
Apakah turbulensi bisa dihindari?
"Pilot
tidak bisa mendeteksi pada radar dan tidak bisa secara akurat
meperkirakan turbulensi. Untuk mengatasinya, kami mengandalkan laporan
dari pesawat lain dan pantauan lalu lintas udara," ungkap Steve.
Steve
juga menambahkan, pilot akan menemukan jalan yang paling nyaman tanpa
mengorbankan keselamatan penumpang. "Sama seperti Anda, kita mengalami
guncangan dan akan lebih memilih rute yang aman," katanya.
Seberapa buruk dampak turbulensi?
"Turbulensi
dibagi tiga, ringan, sedang, dan berat. Dalam turbulensi ringan, pilot
seperti supir mobil yang terkena guncangan karena jalan yang tidak rata.
Pesawat mungkin menyimpang dengan hanya beberapa meter di ketinggian,"
kata Steve.
Untuk turbulensi sedang, sudah sering dialami oleh
pilot. Sebabnya, mereka akan mengalaminya tiap beberapa jam dalam setiap
seribu jam terbang. Ini biasanya berlangsung selama tidak lebih dari 10
atau 15 menit, tapi kadang-kadang dapat berlangsung selama beberapa
jam. Turbulensi ini dapat menyebabkan minuman tumpah dan membuat pesawat
menyimpang hingga 10 atau 20 kaki (3-6 meter).
"Turbulensi yang
parah sangat jarang. Dalam karir terbang lebih dari 10.000 jam, saya
telah mengalami turbulensi yang parah selama sekitar lima menit. Hal ini
sangat tidak nyaman, tetapi tidak berbahaya," kata Steve.
Steve
mengungkapkan, pesawat dapat menyimpang hingga ketinggian 100 kaki (30
meter) atau lebih. Tapi, tidak seperti kata orang-orang yang
mengungkapkan turbulensi terparah bisa menyebabkan pesawat melenceng
sampai ribuan kaki.
"Semua orang pasti mengalami turbulensi," tutup Steve.
Batam, 13/08/2013.
Pukul 10.15 WIB
Selasa, Agustus 13, 2013
Rabu, Agustus 07, 2013
MUNGKIN KAH ???
Kisah inspiratif yang di share oleh bp Adi W Gunawan berikut ini:
(Rekan-rekan yang berbahagia. Kisah ini sudah pernah saya posting
di FB dan saat saya membacanya lagi, hati saya kembali tersentuh,
sangat inspiratif. Selamat membaca (lagi) dan semoga bermanfaat....)
TRUE LOVE
Kisah ini terjadi di Beijing Cina, seorang gadis bernama Yo Yi Mei
memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun
ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam
hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang
temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat,
tak lebih.
Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan
segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau
bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada
semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya
12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahan yang akan
segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang,
sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria
bertanya “Apa yang terjadi dengamu, kau ada masalah? Yi mei tersenyum
semanis mungkin ” Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa-apa, wah
contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna
merah muda, lebih lembut..” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya
tesebut. Sahabatnya tersenyum “Oh ya, ummm aku akan menggantinya,
terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku,
hari ini kami ada rencana melihat-lihat perabotan rumah.. daag!“. Yi Mei
tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.
18 Juli
1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, ia mengalami koma, Yi Mei mengidap
kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua
organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa
dikatakan “mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mujizat yang
bisa menyembuhkannya. Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya,
bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting
dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “suntik
mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.
10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei
akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang
mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi
Mei yang dulu selalu bersama. Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei
“Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu? Kau
tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu di sekolah
waktu kita dihukum bersama gara-gara kita datang terlambat, kita
langganan kena hukum ya? “
“Apa kau ingat juga waktu aku
mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah
dan mendorongku hingga aku pun kotor? Apakah kau ingat aku selalu
mengerjakan PR di rumahmu? Aku tak pernah melupakan hal itu..“
“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu,
aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan
sahabatmu ini ?” Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya
menetes membasahi wajah Yi Mei
“ Mei.. kau tahu, kau sangat
berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin
membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu
kenapa? Karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu,
takut kau menolakku “
“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku,
aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup, Mei tolonglah,
dengarkan aku Mei.. bangunlah..!!“ Sahabatnya menangis, ia menggengam
kuat tangan Yi Mei. “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan
keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau
tahu? Aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan“
“Mei aku tak
kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat..!! Kau sudah tak
mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu.. Aku
menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku
sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei..“
“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan
pernikahanku, aku tak peduli.. tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau
pergi dariku sebagai sahabat“
Sahabat Yi mei mengecup pelan
dahi Yi Mei, ia berbisik ”Aku sayang kamu, aku mencintaimu” suaranya
terdengar parau karena tangisan. Dan apa yang terjadi? Its amazing!! 7
jam setelah itu dokter menemukan tanda-tanda kehidupan dalam diri Yi
Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru-parunya, organ
tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban!! Pihak medis menghubungi
keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi. Dan sebuah
mujizat lagi, masa koma lewat, pada tgl 11 Des 1994.
14 Des
1994, saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada
disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan
keajaiban yang terjadi.“ Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku
terbaik“ sahabatnya memeluk erat Yi Mei
Yi Mei tersenyum “Kau
yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku, tahukah kau aku
selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk
hidup“, “Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat
mencintaimu” Lei memeluk Yi Mei “Aku sangat mencintaimu juga“
17 Februari 1995 Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagia dan sampai
dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah
berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.
Apa hikmah dari cerita ini?
KOMUNIKASI dan ASUMSI.
Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah ASUMSI dan salah KOMUNIKASI.
Katakanlah sejujurnya sebelum semuanya terlambat!!
Bagaimana menurut Anda?
Langganan:
Postingan (Atom)