Senin, April 28, 2014

NONTON MOTOGP SEPANG 2013. APA KABAR SIRKUIT SENTUL ??



Client kami dari Negeri Jiran Malaysia, atau lebih tepatnya disebut sebagai Partner, menawarkan tiket untuk menonton MotoGP 2013 tanggal 11-14 Oktober 2013 di Sepang, Selangor, Malaysia. Siapa takut ???. Karena disaat yang bersamaan, saya juga penggila MotoGP, khususnya Valentino Rossi. Dan disaat yang bersamaan, kami juga harus prepare untuk Signing Contract yang akan berakhir pada bulan Desember  2013.
Akhirnya kami setting meeting di Malaysia, tepatnya di Shah Alam, kantor dimana Client / Partner tersebut berada. Dua hari sebelum race day MotoGP, saya segera booking tiket pesawat Firefly pada hari Jum’at. Schedule penerbangan pesawat ini dari Batam menuju Subang Jaya hanya 4X dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Rabu, Jum’at dan Minggu. Saya berangkat hari Jum’at. Dan sesampai di Subang Jaya, kami dijemput oleh Client untuk meeting. Selesai meeting, kami Check-in di Hotel Grand Summit Jaya, yang juga  di siapkan oleh Client. Duuuhhh… enaknya. Hotel ini juga connecting dengan Mall Summit Jaya, dan Hotel ini bintang 4.

Selama dua hari kami menonton di Sirkuit Sepang yang dibangun tahun 1999 ( Jauh setelah Sirkuit Sentul dibangun, yaitu tahun 1994), dengan panjang lintasan 5,543 Km (3,44 Mil). Kami menonton mulai dari free practice sampai racing. Sungguh iri melihat pengelolaan dan management di sirkuit Sepang yang sangat professional, dengan mengambil lokasi ditengah ladang kebun sawit. Malaysia membangun sirkuit yang bagus untuk MotoGP dan Formula-1 setiap tahun nya.
Lalu, apa kabar Sirkuit Sentul ??? Bahkan dari informasi yang saya baca dari media, Thailand di tahun 2015 sudah siap mengadakan MotoGP & Formula-1 di “Buriram International Circuit”. Bagaimana dengan sirkuit kita ??. Sirkuit Sentul akan semakin tertinggal dalam perlombaan untuk bisa menyelenggarakan MotoGP dan F-1, jika tidak berbenah secara profesional.

Sirkuit International Sentul, menurut Wikipedia, adalah sebuah  sirkuit balap yang terletak di desa Sentul, kecamatan  Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Sirkuit ini sering digunakan untuk menyelenggarakan balap motor serta ajang Asian F-3 dan tercatat pernah menjadi penyelenggara MotoGP dari tahun 1996 hingga akhir tahun 1997. Entah kenapa sekarang dihapus.
Usaha dalam membangun sirkuit Formula Satu yang kedua di Asia setelah Jepang adalah di Indonesia, pada tahun 1994. Dengan panjang 4,12 kilometer, Sirkuit International Sentul diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara Formula Satu, hingga akhirnya pada tahun 1997, krisis moneter di Asia menyebabkan hal tersebut menjadi tidak mungkin dilaksanakan. Rampung pada tahun 1994, fasilitas yang ada kini telah sedikit tertinggal oleh perkembangan zaman, hingga menyebabkan ia tidak cocok untuk menyelenggarakan ajang yang super cepat sekelas F-1.
Namun, di sirkuit ini tetap cocok bagi pembalap untuk berkompetisi di ajang Asian Formula 3 Super Series. Setelah diadakan beberapa perbaikan di beberapa bagian sirkuit untuk mencapai standar yang ditetapkan oleh FIA untuk menyelenggarakan balapan seperti A-1 Grand Prix, yaitu tingkat 2 (tingkat 1 adalah standar untuk menyelenggarakan balapan sekelas  Formula-1) maka sirkuit sentul akhirnya dapat menyelenggarakan A1 Grand Prix selama dua musim (2005-06 dan 2006-07).
Data Sirkuit Sentul 1994, Panjang lintasan: 4,12 km (2,56 mil), Lebar lintasan: 15 mtr, Lintasan lurus terpanjang: 900 mtr, Lisensi sirkuit FIA tingkat 2, 50 garasi pit, 2 tribun duduk tertutup.
Fasilitas Sirkuit Sentul, Lintasan Grand Prix,  Motocross, Autocross dan sirkuit Go-kart, Hotel internasional bintang tiga, Bungalow, Lapangan golf internasional, Restoran, Pusat rekreasi. Sayang pengelolaan nya mungkin kurang didukung oleh Pemerintah, sehingga tidak bisa maksimal…

MotoGP Sepang 2014, saya pasti akan menonton kembali…. Tapi tetap sambil berharap, suatu saat kelak, saya akan menonton MotoGP di Sentul, di Sirkuit milik Bangsa Indonesia. Semoga....

Kamis, April 24, 2014

SENGGIGI - GILI TRAWANGAN - GILI MENO DAN GILI AIR - LOMBOK

Bulan April 2014 ini, saya sengaja mengambil cuti di tanggal yang terjepit (Harpitnas) yaitu pada 14 sampai 20 April 2014. Yang juga berbarengan UN SMA, sehingga anak saya yang SMA libur dan pada saat yang sama, anak saya yang besar juga libur kuliah. Jadi saya putuskan untuk berlibur dengan keluarga.

Tujuan yang sudah kami sepakati adalah Pulau Bali, kami sudah mencoba booking hotel di Kuta - Bali pada tanggal 17 sampai 20/04/2014. Dan hotel kami sudah mendapatkan konfirmasi ketersediaan kamarnya. Tetapi sayang, pada tanggal tersebut, seluruh penerbangan, baik Garuda, CitiLink, Lion Air, AirAsia dan Sriwijaya semua fully booked..... Luar biasa masyarakat Indonesia, jika menjelang liburan.... Padahal frekwensi penerbangan ke Denpasar - Bali sangat banyak.

Akhirnya, liburan kami alihkan ke Lombok. Dengan tujuan ke Senggigi, Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Hotel sudah kami booking via internet di "Senggigi Beach Hotel". Tetapi pesawat juga fully booked. Alhamdulillah kami mendapatkan 4 seat di Lion Air, kalau rejeki pasti tidak kemana..... Kami putuskan, keberangkatan tetap pada tanggal 17/04/2014 pagi. Tetapi kepulangannya kami rubah menjadi tanggal 19/04/2014 sore, mengingat padatnya penumpang.
Tanggal 17/04/2014 pagi pukul 05.00 WIB, kami sudah berangkat menuju Bandara Soetta untuk mengejar pesawat pukul 09.05 WIB. Seperti biasa, pesawat delay, dan kami mendarat di Bandara Praya - Mataram pada pukul 13.00 Wita. Oh iya, sebelum ke Lombok, saya sudah searching dan mencari tahu tentang biaya untuk penjemputan Bandara Praya ke Hotel di Senggigi, mengingat jarak nya yang cukup jauh. Karena fihak hotel tidak menyediakan Shuttle kendaraan untuk penjemputan. Serta mencari tahu biaya sewa  perahu menuju pulan Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.
Melalui website, kami mempunyai pembanding biaya, akhirnya saya putuskan untuk minta dijemput oleh fihak hotel dengan mobil Avanza, dengan biaya jauh lebih mudah di banding yang lain. Dalam perjalanan, kami sempatkan mampir untuk makan siang di restoran Ayam Taliwang yang terkenal di Mataram.
Hotel & Resort di Senggigi Beach Hotel, adalah hotel pertama yang dibangun di pantai Senggigi (dibangun tahun 1987). Desain dan interior nya cukup bagus. setelah kami check-in, kami menuju ke ruangan / kamar yang kami booking, dengan pelayanan yang sangat ramah dan baik, kami juga mendapat kamar yang cukup baik & bersih.
Sesuai dengan itinerary / rencana perjalanan yang sudah kami buat dengan keluarga, setelah istirahat sejenak, kami jalan-jalan di sekitar hotel dan resort tersebut yang cukup luas. Dan kami bersenda gurau di Pantai Senggigi. Lalu kami coba tanya-tanya untuk sewa perahu ke Pulau Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air untuk esok hari. Kami rencana kan berangkat pagi dan kembali sore hari. Dan sekali lagi, kami mendapatkan sewa perahu yang jauh lebih murah, dibanding yang ada di website untuk perjalanan di Lombok. Kami tawar dan kami sepakat pada angka tertentu. Lalu kami habiskan waktu sore itu di pantai.
Malam hari, kami jalan-jalan di daerah Senggigi dengan menyewa andong. Sepanjang perjalanan, dipenuhi dengan Cafe & Resto, serta mayoritas dipenuhi oleh Wisatawan Mancanegara, dengan pakaian yang seronok. anak saya sempat berkata, di kota nya aja pakaiannya seronok, apalagi di pantai........ dan ternyata terbukti....
Kami putuskan makan malam di Resto yang menghidangkan menu makanan Sea-food. Selesai makan, kami jalan-jalan kembali dengan andong yang berbeda dari yang berangkat. Kehidupan malam di Senggigi cukup menarik, dan Wisatawan Nusantara nya sangat disayangkan, tidak sebanyak di Bali. Padahal menurut saya, Lombok tidak kalah menarik & exotic dibanding Bali. kami kembali ke kamar pada pukul 12 malam, setelah puas jalan-jalan.

Ke-esok-an harinya, tanggal 18/04/2014, kami sengaja sarapan di resto lebih awal, itupun sudah dipenuhi oleh tamu-tamu di hotel, mungkin rencana mereka sama dengan kami, akan ke pulau sepagi mungkin, dan mayoritas penghuni hotel yang sarapan adalah orang-orang asing. Sesuai dengan waktu yang telah disepakati, pukul 08.00 waktu setempat, kami menuju ke pantai, oh ya, disamping hotel ada pelabuhan yang bisa dipakai untuk menyeberang ke pulau. Tetapi yang menarik, tidak ada penduduk atau penjual barang-barang cindera mata yang berani masuk di kawasan pantai Hotel Senggigi. Informasi yang saya dapat, penduduk setempat patuh terhadap larangan fihak hotel, karena fihak hotel menerapkan CSR (Coorporate Social Responsibility) untuk masyarakat sekitar dengan cukup baik.... Luar biasa, patut untuk dicontoh.
Kami sudah ditunggu oleh perahu yang kami sewa, sebelum berangkat, kami menyewa peralatan snorkeling lengkap di Senggigi. Perjalanan dari Pantai Senggigi ke Pulau Gili Trawangan, tujuan pulau pertama yang akan kita datangi memakan waktu sekitar 1 Jam. Sepanjang perjalanan, tiada hentinya kami mengagumi dan menikmati pemandangan pantai yang indah.......
Kami sampai di Pulau Gili Trawangan, seperti yang diduga oleh anak saya, pantai sisi barat, dipenuhi oleh turis wisatawan asing dengan tanpa pakaian, yang dengan merdekanya mereka berjemur dan berenang di pantai yang sangat indah dengan pasir putihnya yang menawan. Setelah capai berkeliling di Pulau Gili Trawangan, perjalanan kami lanjutkan ke Pulau Gili Meno. Di pulau inipun, sama persis dengan pulau sebelumnya, penuh dengan turis asing yg sedang berjemur dan berenang di pantai. Keindahan pulau ??? jangan ditanya, sangat indah.........
Setelah berjalan-jalan di Pulau ini, perjalanan kami lanjutkan ke Pulau Gili Air. Begitu mendarat, kami cari Resto tepi pantai untuk makan siang, dan kami sholat Jum'at. Unik, di ketiga pulau ini, tidak ada mobil dan motor. agar tidak ada polusi, patut di apresiasi kebijakan pemda setempat dengan larangan tersebut, jadi hanya ada sepeda dan andong untuk jalan-jalan di ketiga pulau tersebut.
Selesai Sholat Jum'at, lalu makan dan Snorkeling di Pulau Gili Air....

Sulit untuk melukiskan ke-indah-an Alam kita, sehingga tidak henti-hentinya saya mengagumi. Sangat ironis memang dengan sebagian masyarakat kita, yang bangga bisa jalan-jalan ke Luar Negeri, sementara Alam, Panorama dan keindahan di Negara sendiri tidak kalah menariknya dibandingkan dengan di Luar Negeri, bahkan menurut saya sangat luar biasa keindahan Alam di Negara Kita, yang patut kita syukuri.......

Kamis, April 10, 2014

PEMILIHAN LEGISLATIF 2014 - HARAPAN UTK TERPILIHNYA PRESIDEN BARU YANG AMANAH

Pemilihan Legislatif, jelang Pemilihan Umum untuk pemilihan Presiden tahun 2014. Berdasarkan edaran dari Menakertrans No. SE-2/Men/III/2014, tentang "Hari Libur bagi Pekerja pada pelaksanaan pemungutan suara untuk pemilihan umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014",  yang jatuh pada tanggal 09 April 2014. Kami juga libur dan tutup kantor. Karena inilah momen bagi semua Warga Negara atau masyarakat Indonesia, untuk memilih Calon-calon Anggota Legislatif menuju Pemilihan Presiden yang Baru, yang diharapkan adalah pemimpin yang Amanah, yang mampu membawa negara kita pada kondisi yang jauh lebih baik. Menjadi Negara yang Insya Allah, bisa menjadi Negara yang Adidaya, dan rakyat nya sejahtera, dengan tetap berharap, pendidikan sampai jenjang S-1 dan pelayanan Kesehatan terhadap masyarakat di GRATIS kan. Mengingat Sumber Daya Alam kita yang melimpah, yang seharusnya dimanfaatkan sebesar-besar untuk kesejahteraan rakyat.

Pagi hari, pada tanggal tersebut, saya sudah siap-siap dan datang ke TPS setempat. Oh iya, saat ini saya dalam penugasan pekerjaan di pulau lain, yang jauh dari keluarga, sehingga berbekal KTP & Formulir C-6 yang dikirim oleh istri saya via BBM, Saya percaya diri menuju TPS, tempat saya berdomisili.

Sangat disayangkan, setelah saya informasikan pada petugas pendaftaran di TPS tersebut, saya diminta untuk bicara dengan ketua TPS, yang intinya, "Saya tidak bisa menggunakan Hak Pilih Saya". Saya sangat kecewa, dan saya berargumentasi, bahwa ada aturan yang mengijinkan kita bisa memilih di lokasi bukan tempat tinggal kita. Tetapi tetap tidak bisa, akhirnya dengan kecewa, dan dengan suara keras, saya sampaikan bahwa, saya akan masukkkan ke Surat Pembaca di surat kabar. Mereka mempersilahkan untuk saya melapor.

Ironis, disatu sisi, Pemerintah meminta warga negaranya untuk menggunakan hak pilihnya, disisi lain, Implementasi dilapangannya tidak sesuai dengan harapan.
Dan saya membaca "running Text" di 2 televisi swasta, yang menyatakan bahwa, salah satu propinsi yang daftar pemilihnya berantakan, adalah propinsi Kepri. Sangat disayangkan.

Tetapi sebagai Warga Negara, saya tetap berharap, kedepan nya Indonesia bisa mendapatkan Pemimpin Baru yang amanah, yang membawa kita pada suatu perubahan yang jauh lebih baik untuk Masyarakat nya...... Amiiinnn.

Sabtu, April 05, 2014

IBUKOTA PROPINSI YANG SEPI - TANJUNG PINANG - KEPRI



Tanggal 30 (Hari Minggu) dan tanggal 31 Maret 2014 (Tahun Baru Saka – Nyepi), kantor kami libur. Saya tetap di Batam, tidak bisa pulang ke Jakarta untuk kumpul dengan keluarga, karena keesokkan harinya, tanggal 01 sampai 03 April 2014 ada Training Internal QHSE Audit di kantor kami.
Untuk mengatasi kekosongan liburan 2 hari ini, maka saya putuskan untuk jalan-jalan menyeberang ke Tanjung Pinang (Ibukota Propinsi Kepulauan Riau) sendirian. Dan sekalian mengunjungi Pulau penyengat. Saya tertarik mengunjungi Pulau Penyengat karena mendengar cerita dari teman-teman yang asli penduduk Batam, serta semakin tertarik setelah membaca “Wikipedia”
Menurut Wikipedia,” Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti dalam sebutan sumber-sumber sejarah, adalah sebuah Pulau kecil yang berjarak kurang lebih 3 km dari Kota Tanjungpinang, pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750 meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong. Dengan menggunakan bot pompong, memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia.”
Masih menurut Wikipedia, “Pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun 1804. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Lingga-Riau.”



Setelah membaca Wikipedia, saya semakin tertarik untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Sehingga hari sabtu, tanggal 29/03/2014, saya putuskan untuk booking Hotel di Aston Tanjung Pinang untuk tanggal 30-31 Maret 2014.
Tanggal 30/03/2014 pagi, diantar oleh teman, saya menuju Pelabuhan Punggur. Membeli tiket penyeberangan sebesar Rp. 55,000 per-orang ditambah membayar pas sebesar Rp. 5,000 per-orang. Dengan kapal ferry Marina-5, dengan kapasitas sekitar 150 penumpang, saya berangkat ke Tanjung Pinang. Di Ferry penumpang cukup padat, karena selain hari Minggu juga karena ada 1 hari libur nasional (Tahun Baru Saka – Nyepi). Butuh waktu sekitar +/- 55 Menit, saya mendarat di Pelabuhan Tanjung Pinang. Lalu setelah bertanya, saya putuskan untuk langsung menyebrang ke Pulau penyengat, yang pelabuhan tradisional bersebelahan dengan Pelabuhan Tanjung Pinang. Dengan ongkos sebesar Rp. 6,000 per-orang, saya naik perahu pompon untuk menyeberang ke Pulau tersebut.



 Setelah sampai, saya mencari ojek sepeda motor dengan kursi di samping, untuk membantu saya sebagai guide (Pemandu Wisata) untuk berkeliling di Pulau tersebut dengan biaya Rp. 30,000 sekali keliling.

Sangat disayangkan, Pulau yang sebagai Situs Warisan Budaya Dunia tersebut, terkesan sangat kumuh dan kotor. Banyak sampah di laut sepanjang perjalanan dari Pulau Tanjung Pinang ke Pulau Penyengat. Saya cukup kecewa melihat nya……….. Saya berharap Pemerintah Daerah bisa menertibkan dan merapikan nya, dengan memasang plang-plang, atau spanduk larangan membuang sampah sembarangan, serta menyediakan fasilitas untuk tempat-tempat membuang sampah sebanyak mungkin. Karena siapa lagi yang bisa menjaga kebersihannya selain oleh kita-kita juga, sebagai anak Bangsa.





Setelah puas di pulau penyengat, saya kembali ke Pulau Tanjung Pinang dan check-in di Hotel Aston Tanjung Pinang, yang ternyata jaraknya cukup jauh dari Pelabuhan. Kesan saya terhadap Ibukota Propinsi Kepulauan Riau ini, adalah jauh dari keramaian, bahkan terkesan sangat sepi. Jauh lebih ramai di kota Batam…..

MENGHADIRI OTC DI KLCC - MALAYSIA



Tanggal 25 sampai 28 Maret 2014, Malaysia mengadakan OTC (Offshore Technology Conference) se ASIA, di KLCC (Kuala Lumpur Convension Centre) Twin Tower. Conference ini biasanya diadakan tahunan di Houston-USA untuk seluruh Perusahaan Oil & Gas se-Dunia. Tetapi di tahun 2014 ini, Malaysia mengadakan nya khusus kawasan Asia, patut diacungi jempol, karena ajang ini untuk berkumpulnya perusahaan-perusahaan Oil & Gas, serta seluruh Perusahaan pendukung nya (supporting), baik jasa maupun fabrikasi nya. Dan sebagai ajang untuk menunjukkan juga technology-technology terbaru, yang aman serta ramah lingkungan. Dan untuk menghadiri kegiatan ini, menurut informasi di counter-counter Tiket Masuk (karena masuk dikawasan ini harus pakai "Pass") non member dikenakan biaya USD 25 per day. Tetapi kami, sudah di provide oleh partner kami di Malaysia. Many thanks for Mr. Clifton.

Kami merencanakan berangkat dari Batam pada tanggal 24 Maret 2014, dan sebagian berangkat dari Jakarta langsung ke KL. Dari Batam, seperti biasa nya kami booking tiket pesawat Firefly dengan tujuan Subang Jaya Airport. Dari Subang Jaya kami rencana nya akan melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur dengan menggunakan Taksi. Perjalanan berkisar +/- 40 menit.
Kami sudah booking jauh-jauh hari tiket pesawat dengan Hotel nya. Karena dikhawatirkan akan “fully booked”, karena kegiatan se Asia. Dan ternyata benar, seluruh hotel di kawasan KLCC penuh. Via jasa layanan booking hotel di internet, akhirnya kami mendapatkan hotel di kawasan dekat KLCC yaitu di jalan Ampang, Hotel Nomad Sucasa All Suites (+/- 1,6 km dari KLCC). Belakangan saya baru tahu, bahwa Kawasan jalan Ampang ini adalah kawasan mayoritas untuk Kedutaan-Kedutaan Besar. Seperti Perancis, Korea, Arab Saudi, China, Spanyol, Thailand, dll. Dan di hotel inipun ternyata penuh dengan peserta OTC.

Tanggal 24/03/2014 pagi, saya sudah dikantor, untuk menyelesaikan pekerjaan, sekaligus meeting koordinasi terkait dengan tidak hadirnya saya dikantor selama 5 hari. Dan saya sudah harus bersiap-siap untuk ke Bandara karena pesawat take-off pukul 11.20 WIB.
Ternyata pada tanggal tersebut, ada tamu (Client), yang juga harus saya temui serta saya selesaikan masalah nya. ( Oh ya, selama saya tinggal di Batam, karena tidak macet, serta perjalanan ke Bandara hanya +/- 15 menit, sehingga saya berani untuk selalu last-minute ke bandara nya ). Setelah selesai meeting dan bertemu dengan Client, Pagi itu pukul +/- 10.30 WIB, saya meluncur ke Bandara. Setelah sampai Bandara, seperti biasa, saya lakukan Check-in di Counter Firefly. Ternyata……….. counter sudah “CLOSED. Dengan berbagai cara, saya lakukan pendekatan, termasuk dengan fihak Imigrasi Indonesia. Tetapi sudah tidak bisa, karena pesawat sudah mendarat dari Malaysia. Dan semua penumpang sudah boarding, laporan manifest penumpang juga sudah di Closed. Terpaksa saya mengalah, karena ini memang kesalahan saya…… (Belakangan saya diledekin oleh saudara-saudara, “makanya jangan meniru gaya pejabat yang selalu Last Minute”….hahahahaha). Tiket pesawat ???? hangus boooooo……

Akhirnya, dengan diantar oleh supir kantor, saya meluncur kembali ke Pelabuhan Laut, untuk berangkat via laut dan darat. Melalui “Batam Centre Ferry Terminal” di kawasan Batam Centre, tidak jauh dari kantor. Dan saya membeli tiket ferry menuju Stulang Laut – Johor. Perjalanan memakan waktu +/- 2 jam, dari Batam menuju pelabuhan Stulang Laut. Dari Pelabuhan Stulang Laut, dilanjutkan dengan naik taksi ke Larkin, Terminal untuk keberangkatan Bus ke Kuala Lumpur. Perjalanan dari Terminal Larkin – Johor ke KL memakan waktu sekitar +/- 5 Jam.
Hahahahahahahaha…… SEMANGAT…!!!!!!


Tetapi Alhamdulillah, pada pelaksanaan kegiatan OTC tersebut, banyak opportunity project yang bisa digarap….. semoga.  Dan banyak pelajaran dan ilmu-ilmu baru dan  berharga terkait dengan pekerjaan yang sedang saya geluti saat ini.

PERJALANAN MENUJU PULAU BUSING - SINGAPORE



Tanggal 13 Maret 2014, Kami harus menyelesaikan sedikit masalah terkait dengan pekerjaan kami dengan Client kami di Pulau Busing – Singapore.
Perjalanan kami mulai dari pelabuhan Sekupang - Batam, naik ferry menuju Harborfront-Singapore. Membutuhkan waktu sekitar +/- 50 menit. Setelah melalui antrian imigrasi yang melelahkan di Pelabuhan Harbourfront, kami sempat kan untuk makan siang terlebih dahulu di Vivo City.
Perjalanan kami lanjutkan dari Harbourfront menuju Pelabuhan Pasir Panjang dengan memakin taksi. Ternyata di pelabuhan pasir panjang, kami sudah ditunggu oleh boat dari fihak Client untuk mengantar kami ke Pulau Busing. Kemudian kami langsung naik boat dengan kapasitas +/- 10 orang, perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit menuju Pulau tersebut.
Di Pulau Busing, kami melakukan koordinasi dengan pihak Client, untuk kemudian meeting dengan fihak Main-Client. Meeting tidak sampai 10 menit, sudah selesai. Alhamdulillah…. Pengambilan keputusan yang cepat dan effisien serta taktis.

Lalu kami kembali menuju ke Pelabuhan Pasir Panjang menggunakan boat yang sama dengan ketika kami berangkat. Selanjutnya dari Pelabuhan Pasir Panjang, kami langsung naik taksi kembali menuju Pelabuhan Harborfront, makan sore lagi di Vivo City dan lanjut menyeberang kembali ke Batam. Perjalanan “one day trip” yang lumayan melelahkan. Perjalanan bolak-balik ke Pulau tersebut memakan waktu hampir satu harian, tetapi meeting nya tidak lebih dari 10 menit. Mantap….
Ada satu hal yang menarik untuk saya cermati. Ternyata Pulau Busing adalah bukan Pulau asli, tetapi hasil reklamasi. Pulau ini khusus untuk tempat penyimpanan Minyak Mentah dan Pengolahan untuk menjadi BBM siap pakai. Dengan Storage tank yang cukup banyak dan dan setiap tangki penyimpanan sangat besar kapasitasnya….
Artinya, mereka (Singapore) membeli minyak mentah dari kita, lalu mengolahnya dan menjualnya kembali ke kita dengan harga yang cukup mahal. Dan bangsa kita adalah peng-import terbesar BBM dari Singapore…… Masya Allah. Lalu siapa yang bodoh ???.
Minyak mentah dari kita, mereka hanya mengolahnya, lalu menjualnya kembali ke kita dengan harga yang berlipat, sementara Negara kita dengan Sumber Daya Alam nya yang luar biasa, kurang bisa  memanfaatkan dengan maksimal untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat nya……

Di Negara kita, subsidi BBM, hanya di nikmati oleh segelintir orang, yang memiliki kendaraan pribadi, bahkan banyak yang lebih dari satu kendaraan, tetapi tetap dengan fasilitas subsidi BBM dari Negara. Subsidi yang kurang tepat sasaran. Seharusnya, Negara kita bisa mempunyai keberanian dan kekuatan untuk menghapus subsidi BBm dengan mengalihkannya pada Pendidikan GRATIS serta penanganan Kesehatan GRATIS, demi kesejahteraan Warna Negara nya.
Ada 7 (Tujuh) Negara Asean yang berani tidak memberikan subsidi BBM pada Warga Negara nya, tetapi dialihkan untuk kesejahteraan dalam bentuk lainnya. Sehingga mengajarkan Masyarakatnya untuk tidak konsumtif pada pemakaian BBM, yaitu, Myanmar, Thailand, Filipina, Laos Kamboja, Vietnam dan Singapore (Sumber : Detik-Finance, Jum’at 28/06/2013, Judul Berita : 7 Negara Tetangga Yang Berani Tidak Beri Subsidi Pada Masyarakatnya).
Pemakaian BBM di Negara kita sangat konsumtif. Tiap hari butuh 1,5 Juta Kiloliter (KL) untuk memenuhi kebutuhan di Dalam Negeri. Sementara produksi Minyak Mentah kita semakin tahun semakin menurun. Produksinya hanya 650,000 barel per-hari. Import BBM perharinya mencapai 800,000 sampai 900,000 barel per-hari-nya. (Sumber : Detik-Finance, jum’at 28/06/2013, Judul Berita : Tiap hari RI Import BBM 800,000 - 900,000 Barel) Dan kebutuhan ini akan terus meningkat seiring dengan tidak adanya regulasi dan pembatasan kepemilikan kendaraan…..
Semoga di era yang baru, dengan pemimpin yang baru nanti, Negara kita akan menjadi Negara yang Makmur, Negara Adidaya, dengan mengajarkan pada masyarakatnya untuk tidak konsumtif terhadap sumber Daya Alam yang tidak tergantikan seperti BBM ini...